Text
Foto Busana Lurik Menggunakan Teknik Cinemagraph
Lurik merupakan nama kain, kata lurik sendiri berasal dari bahasa Jawa, lorek yang berarti garis-garis, yang merupakan lambang dari kesederhanaan. Sederhana dalam penampilan maupun perbuatan namun bermakna. Lurik diciptakan melalui proses yang unik, tapi ada perbedaan corak motif yang digunakan untuk menunjukkan status sosial. Selain berfungsi sebagai kain penutup dan pelindung tubuh, lurik juga memiliki fungsi sebagai status simbol dan fungsi ritual keagamaan. Ketertarikan penulis akan kain tenun lurik mendorong penulis untuk meneliti lebih jauh tentang kain tenun lurik yang merupakan kain tradisional khas Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan makin berkembangnya zaman, perkembangan dunia fotografi khususnya di Indonesia juga semakin maju dan modern. Dulu hanya dinikmati dalam cetak dua dimensi, sekarang sudah dapat dinikmati dalam media digital. Berangkat dari hal tersebut, penulis ingin membuat karya fotografi busana kain tenun lurik ini sebagai sebuah subjek karya fotografi yang sudah mengalami konvergensi media, menggunakan teknik cinemagraph. Teknik cinemagraph dirasa dapat merespon konvergensi media yang saling bergabung namun tetap masih dalam ranah fotografi. Dengan fotografi cinemagraph, penulis mencoba mengeksplorasi kemungkinan teknis fotografi yang awalnya hanya berupa gambar still (diam) menjadi ada sedikit detail yang bergerak
Tidak tersedia versi lain