Text
Seni kontemporer, ingatan, dan sejarah : kumpulan esai seni rupa
Kekayaan imajinasi membuat Alia Swastika jatuh cinta pada seni. Melalui sebuah karya, seni menghadirkan gagasan-gagasan menarik yang berisi sejarah akan kisah dan peristiwa. Sebagai kurator, buku ini mengulas pembacaan Alia akan pameran-pameran seni yang pernah ia kerjakan. Bagaimana karya-karya seniman berkelindan dengan kolonialisme, pertujukan tradisi, pergolakan dunia, peristiwa-peristiwa politik, feminisme seni, hingga pergerakan seniman perempuan periode 1980-an. Alia menyuguhkan perenungan terkait seni yang bisa memantik peluang akses dan imajinasi baru, serta berperan aktif dalam mengubah dan mendefinisikan ulang realitas sosial. Juga seni bukanlah suatu agen estetik saja, tetapi aksi dan ruang diskusi antara seniman, pengunjung, dan karya. Buku ini merupakan kumpulan esai seni rupa, yang di dalamnya memuat banyak tulisan tulisan yaitu : Bab 1 memuat 1. Melipat jarak, mengingat kini, 2. Seni kontemporer, ingatan dan sejarah, 3. Fasad keyakinan. Bab 2 memuat :1. Kisah tanpa narasi : melihat sejarah di atas kereta lori, 2. Belok kiri jalan terus, 3. Bisakah yang di luar menggunakan bahasa pasca kolonial, 4. Pameran sebagai pergelaran :Proyek seni Moelyono “Amok Tanah Jawa”. Bab 3 memuat tulisan : 1. Masa lalu masa lupa dan upaya menulis ulang sejarah, 2. Membaca praktik negoisasi seniman perempuan Indonesia dan politik gender Orde Baru, 3. Order dan after : setelah kegaduhan, 4. Memories of the Unseen.
BK20225411 | 709.598 Swa s c. 1 | Perpustakaan Pascasarjana | Tersedia |
BK20225505 | 709.598 Swa s c. 2 | Perpustakaan Pascasarjana | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain