Dalam diskursus pemikiran Islam di Indonesia, integrasi hermeneutika dalam kajian tafsir ditanggapi secara beragam. Sikap apresiatif antara lain ditunjukkan-tanpa menafikan kelompok lainnya-sekelompok akademisi yang mengajar Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri maupun swasta di seluruh Indonesia-terutama di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Syarif Hidayatullah Jakarta. Dukungan tersebut antara l…
Hermeneutika dalam tradisi pemikiran Islam adalah sesuatu yang masih menjadi polemik. Ada yang menerima tanpa reserve dan ada yang menolaknya secara mati-matian, sekaligus ada yang bersikap moderat. Penyusunan buku ini adalah untuk memberikan pemahaman awal agar terhindar dari pretensi yang menjebak pada dua kubu ekstremitas, yaitu menerima dan/atau menolaknya tanpa bersikap kritis kepadanya. B…
Istilah ethnos dalam bahasa Yunani diartikan sebagai orang, ras, atau budaya sekelompok orang. Jika „ethno‟ sebagai awalan digabungkan dengan graphic sehingga membentuk etnographic yang merupakan suatu disiplin ilmuyang mengkaji budaya sekelompok orang. Penelitian etnografi bermula daripenelitian antropologi yang mengamati budaya di suatu tempat. Hal ini dilakukanoleh para peneliti awal…
Kini strukturalisme Lévi Strauss tengah diperbaiki sampai ke batas yang sulit dikenali. Dia telah memasuki perdebatan pasca-strukturalis, suatu debat yang basis empiriknya tidak lagi sekuat strukturalisme. Althusser dan Foucault telah bergabung dengan Touraine dan Lefebvre lalu menyatakan bahwa strukturalisme lebih merupakan suatu ideologi ketimbang sains. Lévi Strauss sendiri telah kembali p…
Dengan preferensi pada strukturalisme dan semiotik ini, kita masih bisa berharap agar studi kebudayaan pada umumnya dan antropologi pada khususnya mampu menunjukan potensinya sebagai sebentuk kritik kebudayaan (cultul criticsm) yang niscaya mempertanyakan dan menguji kembali anggapan-anggapan umum yang terlanjur diterima begitu saja.
Dalam buku "Al-Kitab Wa al-Qur'an: Qiro'ah Mu'ashirah" yang telah diterjemahkan menjadi "Prinsip dan Dasar Hermeneutika Al-Qur'an Kontemporer" buah tangan Muhammad Shahrur ini telah memperkuat pendapat Nashr Hamid Abu Zaid walau pendekatannya agak berbeda. Hal itu disebabkan background Shahrur sebagai ahli teknik dan sains. Setelah itu dia menekuni filsafat dan linguistik yang kemudian memfokus…