Dengan preferensi pada strukturalisme dan semiotik ini, kita masih bisa berharap agar studi kebudayaan pada umumnya dan antropologi pada khususnya mampu menunjukan potensinya sebagai sebentuk kritik kebudayaan (cultul criticsm) yang niscaya mempertanyakan dan menguji kembali anggapan-anggapan umum yang terlanjur diterima begitu saja.
Pada setiap orang dan tiap kebudayaan adalah citarasa seni untuk menikmati hidup, mengapresiasi, bahkan menyikapi kenyataan. Inilah estetika dengan sumber utama ruang batin dalam diri manusia ataupun kebudayaan. Maka dari itu, estetika dengan ruang batin, baik eksplisit muncul dalam kesenimanan dan karya-karya ekspresi maupun implisif “pasif” di mana tiap orang menikmati kenyataan sebagai y…