Buku Teks
Estetika Paradoks #1
Kepercayaan masyarakat lama diungkap oleh jakob. Mulai dari konsep mitologi jawa, sunda, nias, suku asmat dan beberapa wilayah di Indonesia.Dalam Estetika Paradoks juga dipaparkan mengenai beberapa prinsip/pola mitologi. Pola dua biasanya pola-pola yang paradoksal dan saling melengkapi. misal laki-laki perempuan, matahari bulan, siang malam, yaitu mitologi asmat, ruing, menado dan nias. Beberapa contoh seni pertunjukan dan dasar mitologi pola dua juga dipaparkan singkat. Sedang penganut pola tiga yaitu, Sunda Minangkabau, bugis, batak. Bentuk-bentuk mitologi/pola biasanya diaplikasikan pada benda-benda, perunjukan dan bentuk seni rupa pula. Pola tiga, biasanya digambarkan dalam atas tengah dan bawah. ada penengah diantara 2 hal. Jakob membahas tentang rumah-rumah adat orang flores, sunda Jambi dan Batak Toba yang menganut mitologi pola tiga. Ada pula pola lima dan empat. Pola empat biasanya diapakai pada daerah-daerah melayu, kerinci dan ternate. Pola lima yang dijelaskan oleh Jakob Sumardjo pada mitologi orang Bali, diantaranya pada mitos Oedipus – atugunung. pola lima juga juga dipakai dalam naskah manikmaya. sebuah naskah genesis(kejadian) tentang semesta. Manikmaya berbahasa Jawa Baru dan disimpulkan dari bahasanya bahwa manikmaya lahir ketika kerajaan Islam Jawa. Estetika pola lima juga digunakan pada seni pertunjukan wayang. baik wayang orang maupun wayang kulit
Tidak tersedia versi lain