Buku Teks
Spiritualitas dan realitas kebudayaan kontemporer
Isu tentang kebangkitan spiritualitas di abad 21 sudah menjadi hal klise yang sering memancing antusiasme. Munculnya gerakan New Age, filsafat perenial, SQ, bahkan isu titik temu sains dan agama kerap dipandang sebagai isyarat kebangkitan tersebut. Indonesia pun tidak ketinggalan memeriahkan antusiasme isu kebangkitan spiritualitas tersebut. Salah satunya adalah proyek islamisasi oengetahuan yang ternyata kandas juga. Bukan itu saja. Kini pun ramai berbagai training "spiritual" yang menawarkan paket "menangis" (menyesal) bersama-sama. Apakah karena sekarang adala zaman instan, maka spiritualisme pun menjadi instan juga? Seringkali spiritualitas diposisikan sebagai salah satu nilai tawar dalam industri kiat praktis. Spiritualitas pun berubah rupa menjadi terapi, dan bukan lagi praktik penempaan dan penyucian jiwa sepanjang hayat. Terkait dengan isu-isu tersebut, buku ini membahas tentang posisi spiritualitas dalam kebudayaan dan peradaban kontemporer, baik dalam wacana perenisalisme, tashawwuf, sains, sastra, media massa, dan sebagainya. Selain itu, buku ini juga mengkritisi pemikiran tentang spiritualitas, (hiper)realitas, dan posmodernisme yang telah banyak diangkat oleh seorang kritikus budaya, Yasraf Amir Piliang tentang tawaran pemikirannya untuk kembali kepada spiritualitas.
Tidak tersedia versi lain