Buku Teks
Pemikiran Kritis; Guru Besar Universitas Udayana: Bidang Sastra dan Budaya
Saat ini, para Guru Besar telah mendapatkan perhatian yang besar dari pemerintah. Perhatian itu, diantaranya diwujudkan dalam berbagai bentuk tunjangan finansial. Fenomena in harus direspon seluruh insan Guru Besar dengan peningakatan tanggungjawab akademik. Diantaranya dengan menyampaikan berbagai pemikiran kritis kepada publik, guna menjawab berbagai problematika sosial. Melalui karya sastra, kata sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta sastra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar sas yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu, yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra. Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu Penerbitan buku ini adalah untuk mengunpulkan berbagai pemikiran kritis tersebut, dan diharapkan dapat dijadika referensi bagi masyarakat dalam menghadapi berbagai problema di masyarakat
Tidak tersedia versi lain