Buku Teks
Posfeminisme & Cultural Studies: Sebuah pengantar paling komprehensif
Teori dan praktik feminisme telah bergeser dari penekanan kepada teori 'dominasi' ke 'diferensi' dan keberagamaan. Budaya postmodern di tahun 90-an telah memperlihatkan kemunculan ikon perempuan baru: tangguh, seksi, dan acuh tak acuh, tidak melihat diri sendiri sebagai korban, dan menginginkan kuasa: singkatnya, mendekonstruksi budaya perempuan (women's culture). Representasi posfeminisme ini sebenarnya tidaklah jauh dari kehidupan keseharian kita di Indonesia. Apakah anda merasakan adanya booming buku-buku chick-lit belakangan ini? Apakah anda suka serial Sex and the City? Ally MacBeal? Film Bridget Jones's Diary? Ya, itulah salah satu representasi posfeminisme. Dalam pemaparan yang jernih mengenai beberapa perdebatan penting dari para teoretikus dan praktisi feminisme, Ann Brooks menunjukkan bagaimana feminisme telah beranjak dari fondasinya dalam model humanis liberal Pencerahan Barat sejak periode Gelombang Kedua, dan bagaimana tantangan wacana subaltern telah memaksanya untuk mendefinisikan kembali dirinya dan supaya lebih tanggap terhadap tantangan politik dan etik
Tidak tersedia versi lain