Tugas Akhir
Proses Sosial Dalam Pencarian Makna Pada Tempat Peribadatan Katolik Yang Berbentuk Candi Hindu Dengan Studi Kasus Candi Ganjuran
Candi Ganjuran adalah sebuah tempat peribadatan Katolik yang berlokasi di Yogyakarta; dibangun oleh keluarga Schmutzer, pemilik pabrik gula dari Belanda, dari tahun 1927 hingga 1930 dalam bentuk sebuah candi Hindu. Namun demikian, candi itu tidak mendapat perhatian dari umat Katolik sehingga tidak terawat dan menjadi tempat bermain anak-anak. Baru pada tahun 1990, Romo Tomo membuat candi itu sebagai tempat peziarahan dengan membuat serangkaian kegiatan yang berpusat pada candi tersebut. Tulisan ini mengkaji proses sosial dalam pencarian makna pada tempat peribadatan Katolik yang berbentuk candi Hindu dan mengambil Candi Ganjuran sebagai studi kasus. Penelitian ini memiliki empat tahap. Pertama, menjelaskan proses sosial awal yang terjadi sehingga menyebabkan munculnya tempat pemujaan Katolik dengan bentuk candi Hindu. Kedua, menjelaskan proses sosial berikutnya sehingga candi tersebut kemudian tidak mendapat tempat di hati umat Katolik dan mengalami ‘tidur panjang’. Ketiga, menjelaskan proses sosial yang terjadi sehingga kemudian tempat itu dapat bangkit dari tidurnya dan menjadi tempat peziarahan yang terkenal. Keempat, menjelaskan apa dampak sosial dalam pencarian makna Candi Ganjuran bagi umat Katolik, khususnya dalam masyarakat Jawa. Kajian ini menggunakan teori sosiologi seni dari Howard S. Becker (Art World, 2008) yang berfokus pada konsep patronase, distribusi seni, dan konvensi. Kajian ini dibantu dengan pendekatan sejarah (Kartodirjo, 1992) dan teori makna dari Husserl (Smith, 2007). Metode dalam penelitian ini adalah dengan mengkaji dokumen, mewawancarai mereka yang terlibat dalam perkembangan Candi Ganjuran, dan observasi lapangan
Tidak tersedia versi lain