Text
Eksistensi Tandhak Ludruk Pada Seni Pertunjukan Ludruk Malang: Kontinuitas dan Perubahan
Tandhak ludruk adalah pemain laki-laki yang berperan sebagai karakter perempuan dalam pertunjukan Ludruk sebagai ciri khas dan daya tarik kesenian ini. Malang sebagai salah satu daerah basis Ludruk masih mempertahankan eksistensi tandhak ludruk, terutama di wilayah pedesaan.
Penelitian ini merupakan kajian tentang tandhak ludruk Malang yang menganalisis eksistensinya di masa sekarang berdasarkan teori kontinuitas dan perubahannya. Pada masa Ludruk tobongan, eksistensi tandhak ludruk begitu penting. Kepiawaian tandhak ludruk menentukan nilai tinggi dalam grup kesenian, komunitas, dan lingkup sosial. Seorang tandhak ludruk harus memiliki kriteria tertentu yang membutuhkan kedisiplinan tinggi dalam proses pembelajarannya, sehingga menghasilkan tandhak-tandhak ludruk yang piawai.
Metode belajar yang lazim diterapkan pada Ludruk tobongan disebut nyebeng, yaitu belajar dengan cara melihat, mendengar, dan menirukan pemain senior yang sedang tampil di atas panggung. Pada masa sekarang proses pembelajaran bukan lagi hal penting bagi tandhak ludruk sehingga sulit menemukan tandhak ludruk piawai seperti di masa Ludruk tobongan.
Ludruk Lerok Anyar dipilih sebagai sampel untuk mengkaji eksistensi tandhak ludruk Malang secara keseluruhan. Ludruk Lerok Anyar dalam beberapa hal masih mempertahankan elemen-elemen konvensional namun menyesuaikan dengan situasi jaman setempat. Ludruk dikembangkan dengan kemasan padat dan minimalis, namun tidak menghilangkan “rasa” ludruknya.
Dalam hal eksistensi tandhak ludruk, Ludruk Lerok Anyar kompromis dengan kondisi sosial dan budaya masyarakat melalui presentasi tandhak wedok, pemain wanita untuk peran wanita di Ludruk.
Tidak tersedia versi lain