Text
Film Dokumenter Penenun Tapis Lampung Sebagai Media Identitas Kultural
Wastra Lampung yang disebut Tapis, merupakan artefak intenjibel yang memiliki karakteristik dan keunikan yang eksotis layaknya kain-kain di daerah Indonesia lainnya. Semua kain yang khas di Nusantara menjadi ikon kebudayaan di setiap daerahnya, terkhusus Tapis yang dibahas dalam tulisan ini memang sedang masuk ruang ‘kritis’. Faktanya, jumlah penenun Tapis dan proses
regenerasi penenun tidak berjalan dengan sehat. Penenun yang memahami sejarah Tapis, makna motif, corak, jenis sekaligus fungsinya tinggal satu orang di Lampung, selebihnya hanya memiliki pemahaman di wilayah estetika dan tidak memahami lapisan lebih dalam dari Tapis, baik pemaknaan, nilai historis,artikulasi bentuk dan motif yang dipakai dalam Tapis. Kondisi penenun yang sangat ‘kritis’ dari segi jumlah inilah yang membangunkan rasa empati penulis untuk diwartakan dalam bentuk film dokumenter. Perancangan film dokumenter ini akan dibuat dengan menggabungkan direct cinema dan social reconstruction documentary, mengacu pada bentuk
direct cinema yang merupakan pengungkapan sebuah fakta yang terjadi mengenai kain Tapis ini akan menjadi sebuah sumber pengertahuan bagi audience sehingga mampu memberikan impact yang baik dari segi edukasi. Sementara gaya biografi dan rekontruksi juga akan dihadirkan dalam perancangan film dokumenter kain Tapis ini, kemudian pada bagian konflik cerita akan ‘dibumbui’ dengan gaya kontradiktif dimana Ibu Mastoh sebagai tokoh utama menjadi penentu alur cerita
yang akan di bangun, hal ini dimaksudkan agar penonton atau audience nantinya mengerti bagaimana polemik yang terjadi dalam perkembangan kain Tapis dari segi filosofis, fungsinya maupun dari segi ekonomi, yang akan memberikan dramatisasi yang kuat dalam film dokumenter ini. Untuk itu perlu diupayakan membangun citra kain Tapis sebagai identitas kain khas Lampung, membangun brand personality melalui para penenun yang masih melestarikan proses-proses kultural dalam pembuatan kain Tapis. Seiring dengan itu harus ada upaya menginformasikan kembali nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam proses pembuatan kain Tapis
Tidak tersedia versi lain