Text
Bangunan Cagar Budaya Sebagai Objek Penciptaan Fotografi Ekspresi
Sejak ditemukannya prinsip untuk mengamati proyeksi citra objek yang masuk melalui celah kecil didalam ruangan gelap, dunia fotografi terus berkembang. Teknik pengamatan proyeksi citra didalam ruang gelap tersebut dikenal dengan istilah camera obscura. Cara sederhana tersebut menjadi cikal bakal pengembangan teknologi lain dibidang fotografi seperti kamera dan lensa. Proses pemotretan yang semakin mudah dengan teknologi digital saat ini akhirnya memungkinkan berbagai bentuk visual dihasilkan dari kegiatan ini.
Perjalanan waktu melintasi jaman yang dilalui oleh teknologi fotografi menjadi latar belakang dan menjadi penghubung dari proyek penciptaan karya fotografi ekspresi yang menggunakan bangunan-bangunan cagar budaya sebagai obyeknya. Perubahan jaman yang dilalui bangunan cagar budaya yang eksis hingga saat ini tentunya membawa dampak tersendiri, misalnya saja kerusakan akibat bergama hal. Kondisinya saat ini menyiratkan dampak dari perubahan dinamika kehidupan masyarakat disekitarnya.
Penciptaan karya fotografi ini dilakukan dengan prinsip kerja camera obscura melalui penggunaan kotak gelap yang dilengkapi lubang kecil dan dipadukan dengan teknologi fotografi digital modern yaitu kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR) sebagai alat pemotretan. Selain itu, digunakan pula kertas daur ulang yang diletakkan sedemikian rupa didalam kotak gelap sebagai media tempat proyeksi citra obyek dipantulkan. Tujuan dari penggunaan dan penempatan kertas daur ulang ini adalah untuk menampakkan efek distorsi bentuk serta menonjolkan perpaduan warna dan tekstur pada hasil foto. Foto-foto yang dibuat dan ditampilkan menjadi sarana penyampaian ide dan gagasan kondisi bangunan cagar budaya yang memprihatinkan sekaligus diharapkan dapat menggugah kesadaran dan kepedulian banyak pihak untuk menjaga kelestarian bangunan cagar budaya.
Tidak tersedia versi lain