Text
Perancangan Buku Kuliner Keraton Yogyakarta
Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia, banyak objek wisata menarik mulai dari wisata alam sampai wisata sejarah. Keraton merupakan salah satu wisata sejarah di Yogyakarta. Keraton selain memiliki bangunan yang menunjukkan kemegahan dan keagungan juga menyimpan kekayaan lain seperti kuliner Keraton Yogyakarta. Masuknya budaya global secara tidak langsung menggeser kuliner Keraton Yogyakarta yang berakibat munculnya makanan modern seperti makanan siap santap (fast food) dan makanan cepat saji (instant) maka dari itu perlunya upaya pelestarian kuliner Keraton Yogyakarta
Metode perancangan melalui tiga tahapan. Tahapan tersebut antara lain tahap seleksi kuliner keraton, tahap pengembangan ide dan tahap tata visual desain. Tahap seleksi kuliner keraton melalui pencarian data kepustakaan dan wawancara. Kemudian tahap pengembangan ide melalui rancangan kasar, rancangan komperhensif dan eksekusi rancangan. Tahap terakhir yaitu tata visual desain meliputi layout, tipografi, warna dan fotografi.
Landasan teori yang digunakan adalah teori kebudayaan, teori semiotika, teori DKV dan teori fotografi. Dalam teori kebudayaan terdapat dua kategori pelestarian pusaka budaya salah satunya adalah instagible heritage. Instagible heritage merupakan pelestarian ketrampilan membuat makanan tradisional. Wujud pelestarian tersebut melalui pendokumentasian kuliner Keraton Yogyakarta ke dalam sebuah buku. Buku adalah sebuah karya tulis yang memiliki informasi lengkap, memberikan pengetahuan serta pengalaman membaca dan dapat disimpan dalam waktu yang lama. Teori semiotika menggunakan teori ferdinand de sausure. Terdapat dua elemen dalam teorinya yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified). Teori DKV menggunakan teori layout, tipografi dan warna. Kemudian teori fotografi menggunakan gaya food photography. food photography adalah menghasilkan foto-foto yang menarik dari makanan untuk digunakan dalam iklan, majalah, kemasan, menu atau buku masak.
Dalam penciptaan karya yang berjudul buku kuliner Keraton Yogyakarta HB VII-IX melalui metode perancangan dan landasan teori menghasilkan kesimpulan pertama harus memperhatikan simbol-simbol atau identitas Keraton Yogyakarta dan yang kedua memperhatikan tata visual desain
Tidak tersedia versi lain