Text
Transisi
Karya ini berawal dari sebuah mitos, ada beberapa pendapat dari orang yang dianggap sesepuh bahwa kabupaten Berau tepatnya di Tanjung Redeb, ada tradisi yang menyebutkan di saat senja tidak diperbolehkan untuk berada di luar rumah, karena ada kepercayaan bahwa disaat senja banyak roh-roh jahat yang berkeliaran karena merasa kepanasan ketika mendengar suara adzan, lalu membuat kekawhatiran terjadinya kejadian-kejadian yang tidak diinginkan seperti kecelakaan, ataupun musibah yaitu biasa disebut dengan istilah “dilanggar syetan”. Gejala ini menjadi pusat perhatian penulis dan menjadi rangsang awal untuk terciptanya karya TRANSISI. Waktu senja dijadikan inspirasi pada karya ini, tidak hanya itu adapun waktu-waktu lainnya yang dianggap penulis memiliki nilai yang juga akan dijadikan inspirasi pada karyanya, adalah sepertiga malam dan fajar. Dua waktu ini dipilih karena adanya ketertarikan penulis pula terhadap beberapa kebiasaan masyarakat Berau, yakni sebuah ritual tahajud (shalat malam) serta biasanya dilanjutkan dengan tahlil, selain itu suasana dan apa saja yang ada pada waktu-waktu tersebut seperti pergerakannya akan diinterprestasi, hal inilah yang akan digambarkan pada karya TRANSISI. Komposisi TRANSISI merupakan representasi dari sebuah pergerakan waktu dari siang ke malam hari, malam hari ke tengah malam dan tengah malam ke waktu fajar. Waktu senja, sepertiga malam dan fajar kemudian di olah dalam bentuk musik programa, selain itu pada karya ini menggabungkan teknik instrumen Nusantara dan instrumen Barat. Karya ini menggunakan beberapa metode penciptaan seperti : rangsang awal, inspirasi (pemunculan ide), eksplorasi, improvisasi, dan pembentukan. Penggabungan instrumen Nusantara dan Barat tersebut di olah dan dikembangankan dalam gaya komposisi modern yang terdiri dari konsep motif, konsep melodi, konsep harmoni dan konsep ritmis. Aplikasi bunyi pada pada pengolahan tersebut akan diwujudkan dalam bentuk ansambel musik campuran yaitu sampe’, gambus panting, piano, violin, cello, gitar, flute dan multi perkusi. Melalui hal tersebut, penggambaran ketiga waktu dan penggabungan teknik instrumen merukan upaya dalam menemukan metode yang bersifat kebaruan. Kata kunci : waktu, manusia, interprestasi dan musik campuran.
Tidak tersedia versi lain