Text
Asmarangkara : Sebuah Pertunjukan Teater Masa Kini Berbasis Tradisi
Karya pementasan Asmarangkara merupakan pertunjukan teater masa kini berbasis tradisi. Asmarangkara terinspirasi dari cerita babad Tulungagung Roro Kembang Sore. tokoh Roro Kembang Sore menjadi tokoh pujaan masyarakat Tulungagung karena sepak terjangnya mengungkap kejahatan dan rencana pemberontakan Adipati Kalang terhadap Majapahit.
Asmarangkara berisi kisah cinta Pangeran Lembu Peteng (Putra Raja Brawijaya V dengan salah satu selir istana) dengan Kembang Sore (Putri Adipati Bedalem) yang kandas karena angkara murka Adipati Kalang. Dalam karya ini dipakai konsep Bertòld Brecht yang didalamnya terdapat teknik alinasi. Dalam teknik Alinasi, Bertold Brecht melepaskan kebiasaan bingkai referensi penonton dengan cara menghadirkan titik desain kritis yang berguna untuk memancing keinginan penonton menilai kembali. Konsep Wayang Tavip dipakai untuk mempertegas spektakel. Wayang Tavip terbuat dari bahan limbah plastik dan diberi warna sesuai dengan konsep garapan dengan memperhitungkan ketepatan pemilihan bahan dan teknik memainkannya sehingga hasil yang dimainkan memiliki komposisi dramatik.
Tahap – tahap penggarapan karya memakai Metode Patrice Pavis dengan teori mise en scéne. Teori mise en scéne didefinisikan sebagai sistem penandaan yang hadir secara bersamaan atau berlawanan dalam ruang dan waktu tertentu di hadapan penonton. Dalam wilayah kajian mise en scéne dibedakan antara teks drama dan teks pementasan.
Asmarangkara memadukan ketoprak, wayang mika, menyanyi, menari, tayub, musik tradisional dan modern. Perancangan kostum Asmarangkara terinsiprasi dari Kostum Gedong pada Ketoprak dan Cosplay Dongeng. Tema dalam lakon Asmarangkara terdapat tema mayor dan tema minor. Tema mayor lakon Asmarangkara adalah Cinta terhadap tanah air, kekasih menumbuhkan suatu tekat bela negara untuk mengalahkan angkara murka. Sedangkan tema minor antara lain : memberontak, ambisi, dan penghianatan. Tema cerita ini sesuai dengan kondisi jaman. Asmarangkara sebagai teater masa kini berbasis tradisi, diharapkan menjadi tatanan, tontonan dan tuntunan bagai para penonton
Tidak tersedia versi lain