Text
Black Skin White Masks; kolonialisme, Rasisme dan Psikologi Kulit Hitam
Dalam buku ini, Fanon mengembangkan tulisan tentang dampak psikologis rasisme berdasarkan pengalaman sendiri di antara kehidupan kelas menengah kulit hitam di Karibia Prancis. Budaya kolonial yang dominan, kata Fanon, melihat kulit hitam dengan jijik, dan bangsa Antilles menerima pandangan tersebut, sehingga tanpa disadari justru merendahkan diri mereka sendiri. Para perempuan jajahan mengidentifikasi diri mereka sebagai kulit putih, misalnya, dengan mencoba menghindari berhubungan secara seksual dengan pria kulit hitam, dan lebih mendekati (dan akhirnya hidup bersama) pria kulit putih, proses itu disebut Fanon sebagai “laktifikasi.” Sikap merendahkan diri tersebut mengejawantah dalam berbagai bentuk: sebagai kegelisahan, di hadapan kulit putih menunjukkan inferioritas kulit hitam “alami”, hipersensitivitas patologis yang disebut Fanon sebagai “eretisme afektif”, ketakutan eksistensial, dan penolakan neurotis untuk menerima diri sebagai orang kulit hitam. Anak-anak kulit hitam yang dibesarkan dengan asumsi kultural sistem kolonial yang rasis bisa sedikit meredakan ketegangan antara hinaan karena menjadi golongan kulit hitam dan karena terlahir berkulit hitam dengan membayangkan diri mereka berkulit putih. (Maka, judul buku ini “white masks”, bertopeng putih). Pendekatan Fanon dalam bukunya Black Skin, White Masks berfokus pada masalah identitas yang diciptakan untuk subjek jajahan oleh rasisme kolonial, dan dorongan untuk lari dari neurosis tersebut, yang diakibatkan oleh kolonialisme
Tidak tersedia versi lain