Text
Ajaran dan Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan
Dalam kongres Islam di Cirebon tahun 1922, K.H Ahmad Dahlan menyatakan bahwa karena persamaan kedudukan, tidak perlu perantara dalam ibadah. Oleh sebab itu, manusia harus bekerja sama dengan semua pihak walaupun berbeda agama. Baginya, kesalehan adalah pencarian kebenaran tanpa final, terbuka dialog dengan semua pihak yang berbeda. Pandangan ini berbeda dengan ketergantungan kehendak mutlak Tihan menurut doktrin tarjih. Ajaran dan pemikiran Spiritualisme hati suci K.H. Ahmad Dahlan yang sangat toleran itu pada suatu masa pernah dibelokkan. Pembelokan itu terjadi saat elite ahli syariah mendominasi kepemimpinan Muhammadiyah. Mereka ingin memusnahkan tradisi TBC (tahyul, bidah, dan (k) hurafah) sampai pada akarnya, bahkan tak jarang cara-cara kekerasan ditempuh demi menegakkan syariah. Terang saja, gerakan pemurnian Islam seperti itu bereberangan dengan latar belakang kultural masyarakat pedesaan yang mayoritas petani. Mereka tertarik bergabung dengan Muhammadiyah manakala gerakan yang menawarkan pembaruan ini meluas ke pedesaan
Tidak tersedia versi lain