Text
Strategi Pemasaran “Wayang Kampung Sebelah”
Wayang Kampung Sebelah (WKS) merupakan salah satu kelompok pertunjukan seni wayang kulit genre baru yang fenomenal di masyarakat sekarang ini serta digemari oleh banyak kalangan. Sepak terjangnya dalam pertunjukan seni wayang yang inovatif dan kreatif berimplikasi pada metode pemasaran yang dikembangkannya sehingga mampu menarik perhatian masyarakat terhadap karyanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan WKS digemari banyak kalangan, metode pemasaran yang digunakan oleh WKS serta tantangan yang dihadapi WKS dalam membuat inovasi pertunjukan wayang. Teori yang melandasi penelitian ini mengacu pada konsep segmentasi yang meliputi segmentation, targeting dan positioning (STP).
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Analisis data dilakukan berdasarkan teori strategi pemasaran dengan pendekatan studi kasus tipe instrumen tunggal menggunakan 3 narasumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan dalang WKS dalam bercerita dan berkomunikasi dengan penonton susah ditiru karena merupakan talenta yang dimiliki oleh seseorang secara individual sehingga menarik penonton larut dalam cerita yang disampaikan. Strategi pemasaran WKS pada tahap segmentation dilakukan secara geographis dengan mempromosikan pertunjukan terhadap masyarakat desa, yang dalam perkembangannya semua kalangan usia dan pendidikan akhirnya menjadi penonton pertunjukan kelompok ini. Pada tahap targeting WKS tidak memilih secara khusus konsumen yang menjadi target pemasarannya dikarenakan pedoman yang dipegang oleh WKS, yaitu bahwa wayang harus bisa dinikmati oleh semua kalangan. Sedangkan pada tahap positioning, WKS telah berhasil memposisikan diri sebagai kelompok wayang yang unik dan susah ditiru oleh kelompok wayang lainnya meski ide pertunjukannya banyak mengacu pada gaya pertunjukan wayang tradisional yang telah lama ditinggalkan. WKS menerapkan empat tingkatan harga di dalam upaya memasarkan karya mereka yang meliputi serangan desa, serangan pentas bersubsidi, komersial publik dan komersial profesional. Tantangan dalam berkarya lebih banyak berasal dari faktor internal, yaitu mempertahankan semangat berkarya kelompok. sedangkan dari faktor eksternal tidak ada hambatan yang berarti namun dibutuhkan waktu cukup lama bagi WKS untuk dapat diterima oleh kalangan intelektual (akademis).
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain