Text
Makna dhandhanggula kembang tepus sebagai ide penciptaan seni kaligrafi Aksara jawa
Kembang tepus adalah salah satu cakepan tembang dhandhanggula yang merupakan ajaran Sunan Kalijaga tentang asal-usul manusia. Proses penciptaan ini bukan semata-mata mengalihkan cakepan kembang tepus dalam dhandhanggula menjadi Aksara Jawa, melainkan mencari makna terdalam yang terdapat dalam tembang tersebut, kemudian dialihkan menjadi bahasa Jawa, kemudian dialihkan menjadi akasara Jawa, kemudian digayakan dan diterapkan pada karya-karya lampu hias berdiri dan meja.
Penciptaan seni ini menggunakan metode penciptaan seni kriya dari SP. Gustami yaitu, eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Eksplorasi digunakan untuk mencari sumber ide yang tepat. Perancangan adalah menuangkan ide dari makna-makna kembang tepus kedalam akasara Jawa, kemudian digayakan dan dibuat sketsa terpilih, kemudian dibuat menjadi desain karya. Perwujudan suatu karya yang laksanakan sesuai desain yang dibuat, dengan menggunakan bahan pokok kayu kanthil, menggunakan teknik skroll dan teknik ukir, dan finishing menggunakan Aqua wood finish dari propan.
Wujud karya yang dihasilkan dalam penciptaan ini adalah dua lampu hias berdiri dengan ukuran 168 x 40 x 40 cm dan dua meja dengan ukuran 150 x 65 x 30 cm dan 150 x 77x 40 cm. Karya-karya tersebut walaupun kelihatan sama tetapi berbeda dari sisi makna dan hiasan yang digunakan untuk memberikan sambungan antar Aksara Jawa yang disekroll dalam karya lampu hias berdiri. Dua meja tersebut walaupun kelihatan sama tetapi juga berbeda dari sisi makna dan tekstur dalam daun meja yang menampilkan kayu aslinya.
Tidak tersedia versi lain