Text
Eksistensi Djokopekik Dalam Dunia Seni Rupa Indonesia Di Era Orde Baru
Djokopekik merupakan salah satu seniman yang pernah menjadi tahan politik pada era orde baru karena dianggap berhubungan dengan kasus kudeta 1965. Namun pada akhir 1980an Djokpekik mampu terlibat dalam kegiatan besar seni rupa terutama pameran Kebudayaan Indonesia di Amerika Serikat. Kehadirannya dangan tema-tema sosial dalam setiap pameran memperlihatkan proses dimana dia didukung oleh dunia seni pada masa itu. Untuk mengungkap hal tersebut, terdapat persoalan yang perlu dikemukakan dalam penelitian ini yakni (1) Faktor yang mendukung Djokopekik terintegrasi dalam dunia seni di era Orde Baru (2) Posisi Djokopekik sebagai seniman dalam dunia seni di era orde baru (3) Praktik yang dilakukan oleh aktor-aktor dalam dunia seni rupa sehingga Djokopekik dapat diterima dalam dunia seni di era Orde Baru. Persoalan tersebut diurai menggunakan teori Art World dari Howard S. Becker dan strukturasi dari Pierre Bourdieu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan ilmu sosial dalam metodologi sejarah. Penelitian ini menunjukkan bahwa kehadiran lembaga-lembaga seni rupa seperti Taman Budaya, Taman Ismail Marzuki serta galeri-galeri Swasta dengan pengeloalaan dan Kegiatan-kegiatan yang diadakannya pada kurun waktu 1980an-1990an mendukung aktivitas Dp. Dengan diliriknya kembali tema-tema sosial pada 1980an akhir membuat karya-karyanya diterima dalam lembaga-lembaga seni tersebut. Posisi Dp dalam dunia seni rupa di era Orde Baru bergerak sesuaidengan perkembangan dunia seni itu sendiri. Posisi Dp sebagai seniman maverick dilihat dari sikapnya yang melawan mainstream pada 1970an-1980an awal sehingga tidak dapat terdistribusi dengan baik karena tidak didukung oleh lembaga seni maupun aktor-aktor dalam dunia seni. Setelah diterimanya Dpdalam jaringan distribusi konvensional dalam dunia seni Dp Menjadi Integrated professional artist karena seniman menjadi profesinya. Terintegrasinya Dp dalam dunia seni tidak terlepas aktivitas kolektif melalui Praktik pertukaran modal yang dilandasi atas peran dan kepentingan aktor dalam dunia seni. Sanento Yuliman,Astri Wright, Sri Warso Wahono, Bambang Bujono, Edwin Rahardjo, William W Wongso serta Mochtar Kusuma Atmadja menjadi aktor yang cukup penting dalam menepis stigma komunis dan mengangkat reputasi Dp serta melegitimasi Dp sebagai seniman kerakyatan ketika tema-tema tersebut mendapatkan tempat dalam dunia seni di era Orde Baru.
Tidak tersedia versi lain