Text
Filsafat Kebudayaan
Kebudayaan mengenal ruang dan tempat tumbuh kembangnya, dengan mengalami perubahan, penambahan dan pengurangan. Manusia tidak berada pada dua tempat atau ruang sekaligus. Ia hanya dapat pindah ke ruang lain pada masa lain. Pergerakan ini telah berakibat pada persebaran kebudayaan, dari masa kemasa dan dari satu tempat ke tempat yang lain. Akibatnya, di berbagai tempat dan waktu yang berlainan, di temukan adanya unsur-unsur persamaan di samping perbedaan-perbedaan. Oleh karena itu, diluar masanya , suatu kebudayaan dapat dipandang tertinggal zaman (anakronistik), dan diluar tempatnya dipandang sebagai kebudayaan asing atau janggal. Hal inilah yang mendasari filsafat kebudayaan memulai dari asumsi bahwa, dunia kebudayaan manusia bukan sekedar tumpukan fakta yang tercerai-berai, tanpa kaitan satu sama lain. Filsafat kebudayaan berusaha memahami fakta-fakta itu sebagai sistem , sebagai kesatuan organis. Menurut sudut pandang empiris atau historis, data-data kebudayaan yang ada hingga saat ini cukup memadai. Para pengkaji kebudayaan selama ini disibukkan oleh studi tentang fenomena partikular dengan segala kekayaan dan keragaman kebudayaan dan menikmati berbagai warna serta bunyi dalam kodrat manusia
Tidak tersedia versi lain