Text
Film konten idam pica dengan visual dokumentasi, Animasi, dan live action
Penulis memiliki ketertarikan pada rangkaian gambar yang tidak berhubungan, namun
memberi tawaran untuk dipikirkan karena ada makna di setiap adegannya, bisa didiskusikan
oleh para spektator antara benar dan tidak, bahwa film tidak hanya indah dilihat secara bentukkonvensional, melainkan bisa dinikmati dari gagasannya. Penulis meyakini bahwa ada
pengalaman estetis dari tiap teknik sinematografi. Film Konten Idam Pica dengan Visual
Dokumentasi, Animasi, dan Live Action digunakan sebagai respon terhadap fenomena idam
pica yang berbahaya (mengkonsumsi non makanan seperti sabun, beling, arang, kertas, dan
lain-lain). Selain karena keinginan dan pilihan cara bertutur yang penulis pikirkan (membuat
film dengan visual dokumentasi, animasi, dan live action), penulis bermaksud mencoba
memberikan pengalaman membuat film yang tidak klise (hanya permainan dramaturgi, gestur,mimik, dan eksplorasi dialog dari aktor) yang akhirnya membuat sineas tidak terlalu
mengeksplorasi visual (mise en scene) dan dapat menghambat penciptaan bentuk film, denganbegitu film tidak hanya diberi sekat : dokumenter, fiksi, dan eksperimental.
Bahwa temuan tentang bentuk yang menggabungkan dokumentasi, animasi, dan live
action dalam shot yang berbeda pada sebuah film akhirnya dapat penulis rangkai dengan
membedah karya klise dan tidak klise, sehingga penulis mengetahui pentingnya menciptakan
film yang tidak klise dengan visual dokumentasi, animasi, dan live action, secara gamblang
ketiga-tiganya melengkapi masing-masing visual, selain itu bentuk tersebut juga bertujuan
sebagai daya ganggu kepada penonton, agar mereka ikut merasakan pusing, mabuk, sampai
akhirnya paham dengan hal yang sengaja dihadirkan oleh budaya menonton sinema seperti ini. Semua rangkaian dari fenomena, ekstase ibu, hingga realisasi visual, menciptakan
ruang audio visual yang acak, chaos, rusak, namun sekali lagi sudah menjawab bahwa tiga
bentuk (dokumentasi, animasi, dan live action) dapat dipahami melalui logika sensasi dari
Deleuze bahwa ada dua daya yang dimiliki khaos sekaligus dalam waktu bersamaan, daya
penghancur dan daya hidup. bentuk yang dimodifikasi seperti dalam film Pink Pastel akan
semakin membantu kita membuka kemungkinan visual sinema lebih luas.
Tidak tersedia versi lain