Text
Peran Suling Dewa Dalam Ritus Islam Wetu Telu Sebagai Identitas Simbolik Masyarakat Karang Bajo di Bayan Beleq Lombok Utara
Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi peran Suling Dewa dalam ritus sub etnis Islam Wetu Telu sebagai Identitas Simbolik Masyarakat Karang Bajo Bayan Beleq Lombok Utara. Kelompok-kelompok yang hidup di Wet Bayan memiliki perbedaan latar belakang, seperti masyarakat Karang Bajo yang secara konseptual identik dengan dunia ruh (spiritualis). Fenomena ini menjadi menarik ketika di antara empat kelompok masyarakat di Wet Bayan, hanya masyarakat Karang Bajo yang menghadirkan nilai yang berbeda atas eksistensi Suling Dewa. Konsep dan hubungan antar kelompok masyarakat yang berada di Wet Bayan mendorong setiap kelompok masyarakat untuk bergerak memunculkan identitasnya salah satunya melalui simbol-simbol dengan menggunakan media seni musik. Teori ini yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Burke dan Jan E. Stets yang mengatakan bahwa identitas dibentuk melalui simbol-simbol dan makna simbol sebagai sebuah persepsi. Untuk melihat bagaimana refleksi ideologi komunitas masyarakat Karang Bajo terkorelasi dalam identitas, penulis juga mengacu kepada pendapat Thomson tentang ideologi tentang penggunaan bentuk-bentuk simbol dan ketertarikan antara interpretasi, refleksi-diri, dan kritik identitas. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan etnografi. Penelitian ini mengidentifikasikan bahwa predikat latar belakang sebagai kaum spiritualis pada kelompok masyarakat Karang Bajo menjadi substansi fundamental yang melahirkan identitas simbolik sebuah jembatan supranatural pada Suling Dewa.
Tidak tersedia versi lain