Text
Penciptaan karya tari “bali jawi” bersumber dari ritual Pemujaan leluhur guna menghidupkan kembali nilai- nilai Luhur manusia jawa
Tari berjudul Bali Jawi, sebuah karya yang terinspirasi dari ritual kepercayaan Jawadipa pada masa Jawa Kuno yaitu ritual pemujaan roh leluhur. Saat ini ritual tersebut masih dilakukan oleh penganut kejawen.. Para pelaku spiritual Jawa percaya bahwa para leluhur selalu njampangi anak cucunya, maka ritual tersebut sebagai wujud bakti dan bukti memuliakan para leluhurnya. Riset dilakukan di beberapa tempat pemujaan yang disakralkan. Dari ritual yang dilakukan, banyak nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya. Di sisi lain ritual semacam itu sudah banyak ditinggalkan orang terutama di era modern saat ini. Orang Jawa
sendiri semakin tidak mengenal bahkan menjauh dari ritual semacam itu. Ironisnya ritual semacam itu dianggap sebagai tindakan yang sesat. Padahal realitanya banyak ajaran kebaikan serta nilai-nilai keluhuran yang ada. Akibatnya orang Jawa semakin kehilangan jati dirinya sebagai manusia Jawa. Nilai-nilai luhur manusia Jawa semakin luntur dan banyak
orang Jawa yang kehilangan identitasnya, Wong Jawa Ilang Jawane. Melihat realita yang terjadi terkait nilai-nilai luhur Jawa yang sudah mulai ditinggalkan dan didasari pengalaman empiris menumbuhkan gagasan untuk mengangkat persoalan tersebut dalam sebuah karya tari. Situs Watu Gilang di Kotagede sebagai tempat yang dijadikan sebagai titik awal penelitian artistik dalam penciptaan karya ini. Hasil riset di lapangan, informasi dari berbagai sumber, serta referensi dari literasi yang ditemukan dijadikan sebagai kekuatan karya Bali Jawi. Gagasan ditransformasikan ke dalam simbol-simbol ketubuhan, musik, sett properti,
serta elemen pendukung lainnya. Simbol-simbol yang dihadirkan diharapkan mampu menyampaikan isi dan makna yang terkandung didalamnya, sehingga Bali Jawi menjadi karya yang berbobot, yang memuat nilai-nilai keluhuran.
Tidak tersedia versi lain