Text
Traumatis Sebagai Ekspresi Dalam Busana Wanita Anti-Fashion
Kasus traumatis pada anak bentuk masalah sosial yang perlu diperhatikan. Salah satu penyebab kasus traumatis adalah penyimpangan perilaku ibu dalam mendidik anak dengan tindak ekerasan. Di Indonesia, terdapat banyak kasus kekerasan yang dilakukan oleh ibu baik secara mental ataupun fisik. Dalam penciptaan ini, kasus traumatis direspon melalui ekspresi kriya seni fashion wanita. Ekspresi ini nantinya bertujuan sebagai representasi dari sosok ibu melalui perspektif kritis seorang anak. Fashion dalam hal ini digunakan sebagai media yang mengomunikasikan pengalaman dan fenomena traumatis melalui praktik, artefak, intuisi dan metafor untuk mengekpresikan sisi-sisi emosional yang berasal dari lingkungan sosial. Metode yang digunakan dalam proses penciptaan ini adalah metode penelitian berbasis praktik. Proses yang menggunakan pemahaman secara logis atau nalar dalam menciptakan riset penciptaan seni rupa secara konseptual dan kontekstual. Teori yang digunakan dalam penciptaan ini adalah teori fungsi seni dan imajinasi. Karya penciptaan diwujudkan menggunakan teknik manipulating fabric yang menjadi bentuk atas respon perasaan traumatis anak. Penciptaan tugas akhir ini menghasilkan 5 rancangan karya dan terwujud dalam 5 buah karya. Setiap karya merepresentasikan persepsi penulis mengenai fenomena traumatis anak terhadap penyimpangan perilaku ibu dengan didikan yang ‘keras’. Perancangan busana wanita ini mengacu pada gaya anti-fashion. Anti-fashion merupakan bentuk inovasi busana seni kriya yang dikenal timeless dan mendobrak pakem fashion karena tidak mengikuti trend dan segmentasi pasar.
Tidak tersedia versi lain