Text
Psikologi Jawa
Buku ini memaparkan konstruksi manusia jawa berdasarkan sumber tradisionalnya. Bukan sebuah buku antroplogis, buku psikologis begitu judulnya. Saya lebih suka menyebutnya antroposentrisme manusia jawa berdasarkan sumber tradisional. Acuannya menjadi sangat tradisional, kitab tradisional jawa yang kental nuansa keraton sentris. Sebut saja Wedhatama hingga ke ajaran Ki Ageng Selo Metaram. Untuk nama yang terakhir, kisah hidupnya cukup menarik, sebuah tulisan pernah menyandingkannya dengan kisah hidup Budha yang meninggalkan hirup-pikuk istana demi sebuah pencerahan hidup. Yang ini menjadi menarik karena ajaranya seharusnya antithesa dari kejumudan keraton.
Seorang kawan pernah pinjem buku ini. Selesai baca, dipulangin, cuma bilang, “kok gue pusing yah bacanya!" Enggak kok, enggak pusing. Mengurai dunia ideasional manusia jawa. Priyayi, kawulo dsb. Ngelmu kui ngelakoni kanthi laku - Wedhatama. Dhurung jowo ne' dhurung ndhuwe roso - Ki Ageng Selo Metaram.
Adiluhungkah budaya semacam itu? Saya akan menjawabnya dengan pendapat tentang hubungan yang lebih elegan dengan masa lalu. Terimakasih kepada seorang pendongeng sekaligus karib saya meski beda usia jauh. Pendongeng yang suka berbicara mengenai masa lalu dengan sangat santai tanpa mengharu biru.
Tidak tersedia versi lain