Text
(In)Toleransi Wayang Untuk Kuasa Hasrat Rakyat Indonesia
Toleransi Wayang Untuk Kuasa Hasrat Rakyat Indonesia; Berbeda dengan jejak-Iangkah beberapa negara Asia Tenggara seperti Thailand dan Kamboja yang sebenarnya juga dipengaruhi sastra Sansekerta, Indonesia, khususnya Jawa, mampu melestarikan suatu jenis kesusasteraan yang ditulis dalam bahasa lokal-Jawa Kuno -yang membuat masyarakat terbiasa berpandangan luas dan aneka ragam. Kreativitas sastra maupun minat menikmati kesusasteraan Jawa menjadi syarat penting untuk meloloskan dan menyelamatkan masyarakat dari kehancuran akibat peperangan-peperangan yang mudah terjadi. Kekhususan sastra Jawa adalah memberi dasar agar lebih bersiap untuk berjuang dan menjadi tetap tangguh. P.J. Zoetmulder (1906-1995) Kalangwan: Sastra Jawa Kuna Selayang Pandang, Seri ILDEP, Jakarta: Penerbit Djambatan, 1983/1994, hal. 20. Per-cakap(!)-an tentang nilai, sikap dan tindakan toleransi bukan nostalgia, kebanggaan elok masa lalu belaka, tetapi perlu berangkat dari sebuah keyakinan naluriah bahwa sikap dan bertindak toleran dalam semua komunitas manusiawi adalah sebuah perkara yang sangat rapuh. Khususnya toleransi yang tidak abai terhadap ketidak-sesuaian yang sesungguhnya tidak langsung mengancam atau menohok hidup kita sehari-hari. Toleransi sepantasnya mengalir dari sebuah penghargaan untuk keragaman manusiawi dan kepribadian setiap orang. Benedict Anderson (1936-2015) Mitologi dan Toleransi Orang Jawa-Yogyakarta: Jejak, 196512003, hal. 71.
Tidak tersedia versi lain