Text
Managak-an Banang Basah; Membangun Tradisi Intelektual Dalam Masyarakat Kampus Yang Hedonis
Buku ini membahas fenomena stagnasi dinamika intlektual di kampus sesungguhnya berasal dari kebijakan yang dibuat pimpinan. Upaya mendorong terbangunnya kondisi intelektual yang kondusif jauh lebih berat dari pada membangun sebuah gedung. Jika dilihat di kampus-kampus sekarang banyak gedung-gedung baru yang dibangun, perbaikan dan rehabilitasi, maka untuk pengembangan akademis dapat dikatakan minim dan tidak semudah membangun gedung. Gedung lantai 4 misal dapat disiapkan dalam 1 tahun, namun menulis buku belum tentu bisa dibuat dalam 2 tahun. terbukti, beberapa banyak Profesor dan Doktor yang terdapat di kampus-kampus, akan tetapi sulit diketahui karya intelektualnya yang dibuatnya. Bila Kebijakan kampus yang kurang kondusif untuk mendukung dinamika intelektual harusnya dicarikan alternatif lainnya. Kondisi tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja, terutama menyangkut publikasi karya-karya dosen dan mahasiswa. Persoalannya sederhana, apakah ukuran seseorang hebat, berkarya atau sudah menyandang gelar tinggi ataupun Ilmu hebat, selain karya nyata dalam bentuk naskah publikasi. Untuk menjawab persoalan itu, beberapa teman di Fakultas Sastra akhirnya mencoba mencari alternatif lain untuk mempublikasi karya-karya civitas akademika Unand yaitu dengan mendirikan penerbitan, sebagai gerakan intelektual alternatif.
Tidak tersedia versi lain