Text
Bedhaya Sapta
Buku ini membahas tari tradisional Yogyakarta Bedhaya Sapta, yang dibuat pada masa Kerajaan Mataram pada abad ke-17, di bawah pemerintahan Sultan Agung. Raja, Sultan Agung, pada waktu itu diilhami oleh Ratu Laut Selatan, Ratu Kidul. Di kisahkan Ratu Kidul pada awalnya menyaksikan kecemasan Sultan Agung, lalu sang ratu menciptakan tarian Bedhaya Semang. Semang berarti cemas, ini merupakan implikasi dari perasaan Sultan pada saat itu. Sejak itu, Sultan terus menciptakan tarian. Bedhaya Sapta adalah ciptaan ulang oleh Sultan Hamengkubuwono IX dalam menceritakan kembali kisah pendahulunya, Sultan Agung. Bedhaya Sapta adalah salah satu tarian yang berbeda dari tarian Bedhaya lainnya. Sesuai dengan namanya sapta yang artinya tujuh, maka Bedhaya Sapta dibawa oleh tujuh penari. Nilai tujuh penari, filosofi angka-angka dapat ditemukan dalam buku ini yang ditulis oleh Mirna Marini D. Arifin. Selain menceritakan kembali sejarah Kerajaan Mataram pada abad ke-17, buku ini ditulis secara ringkas menceritakan kembali sufisme dalam praktik tari Bedhaya.
Tidak tersedia versi lain