Text
Military Politics, Islam, And The State In Indonesia From Turbulent Transition To Democratic Consolidation
This book presents, to my knowledge, the best study to date of political developments in Indonesia between 1997 and 2007. It provides a superbly documented analysis of (1) the regime change that took place in 1998; (2) the role of the armed forces in modern Indonesian history; (3) political developments among the main Muslim groups; and (4) the dynamics of military-civilian relationships since 1998. The main argument of the study is two-fold. First, the nature of the regime change in 1998 determined the outcome of political developments in the post-Soeharto period; second, the relationship between the main Muslim groups (traditionalists and modernists) determined the extent to which the armed forces were allowed to intervene in politics. In order to clarify his argument, Mietzner has divided his book into four parts, each with parallel chapters on the military and civilian politics.[T]his book is empirically strong, but it is also theoretically well embedded. It will become a standard work in the same category as those by Herbert Feith on political developments in the 1950s and Harold Crouch on the military under the New Order. It is therefore essential reading for everybody seriously interested in Indonesian politics" (Bulletin of Indonesian Economic Studies)/ Buku ini menyajikan, setahu saya, studi terbaik sampai saat ini mengenai perkembangan politik di Indonesia antara tahun 1997 dan 2007. Buku ini memberikan analisis yang terdokumentasi dengan baik tentang (1) perubahan rezim yang terjadi pada tahun 1998; (2) peran angkatan bersenjata dalam sejarah Indonesia modern; (3) perkembangan politik di antara kelompok-kelompok Muslim utama; dan (4) dinamika hubungan militer-sipil sejak 1998. Argumen utama penelitian ini adalah dua kali lipat. Pertama, sifat perubahan rezim pada tahun 1998 menentukan hasil perkembangan politik pada periode pasca-Soeharto; kedua, hubungan antara kelompok-kelompok Muslim utama (tradisionalis dan modernis) menentukan sejauh mana angkatan bersenjata diizinkan untuk campur tangan dalam politik. Untuk memperjelas argumennya, Mietzner telah membagi bukunya menjadi empat bagian, masing-masing dengan bab paralel tentang politik militer dan sipil. [B] bukunya kuat secara empiris, tetapi secara teoretis juga tertanam dengan baik. Ini akan menjadi pekerjaan standar dalam kategori yang sama dengan yang dilakukan oleh Herbert Feith tentang perkembangan politik pada 1950-an dan Harold Crouch tentang militer di bawah Orde Baru. Karenanya ini adalah bacaan penting bagi semua orang yang tertarik dengan politik Indonesia "(Buletin Studi Ekonomi Indonesia).
Tidak tersedia versi lain