Text
Kebangkitan Kaum Janda Akar Teologis-Spiritual Kaum Papa
Buku ini bertutur bahwa perempuan adalah ciptaan tersendiri yang tak harus—dan tak butuh untuk selalu didampingi. Dewasa ini, perempuan tak lagi hidup di era Siti Nurbaya yang selamanya mengikuti jejak suami. Acapkali kita saksikan, bahwa masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa perempuan sebagai sosok yang menduduki kasta nomor dua, tepat di bawah singgasana kaum adam. Asumsi semacam itu, seringkali dianggap wajar adanya. Mengingat pemaknaan atas “kodrat” perempuan dimana perempuan hanyalah dianggap sebagian kecil dari tubuh kaum adam. (Ingat, dikisahkan oleh agama bahwa perempuan terbuat dari tulang rusuk lelaki). Tak hanya itu, banyak pandangan yang beranggapan bahwa tampaknya Tuhan dalam Alqur’an telah memproklamirkan keberadaan perempuan sebagai kaum lemah, dengan melegitimasikan lelaki jauh lebih tangguh dibanding perempuan. Berbeda dengan sebuah fenomena yang terjadi di Ponorogo Jawa Timur ini, kaum perempuan telah menunjukkan kekuatan heroiknya dengan berdirinya Himpunan Janda Muslimah (HJM) selepas mereka ditinggalkan oleh para suami. Kota ini menjadi tempat berproses para ibu dari kaum santri ini, dimana mereka tengah berusaha membangun paradigma baru mengenai kehidupan kaum janda di tengah tekanan sosial yang mengatakan bahwa lelaki sebagai kebutuhan pokok yang tak tergantikan.
Tidak tersedia versi lain