Text
XXY JOURNEY: Problematika Individu Interseks dalam Visualisasi Karya Drawing
Keberadaan individu intersek dan berbagai isu yang terkait dengan keberadaanya
bukanlah hal yang baru di masyarakat. Intersek tidak sekedar dongeng hermaphrodites
yang berasal dari mitologi Yunani, tetapi ini adalah kenyataan. Pada abad ke-8, hukum
Islam klasik ditetapkan atas individu-individu intersek yang dalam bahasa Arab
disebut khuntha. Tahun 2006, PBB menyatakan sekitar 1,7% penduduk dunia adalah
interseks. Istilah medis DSD (Disorders of Sex Development), di dalam konteks
masyarakat Indonesia disebut sebagai kerancuan kelamin atau kelamin ganda. Terlahir
sebagai seorang intersek dengan 47 XXY chromosome mosaicism, penulis terdorong
untuk membagikan pengalamannya dari masa anak-anak hingga dewasa dengan
menggunakan metode penelitian autoetnografi yang akan diwujudkan ke dalam
proyek seni XXY Journey, di mana karya-karya drawing akan dipresentasikan.
Pertanyaan yang akan disasar oleh penelitian ini adalah: bagaimana mengelaborasi
metodologi penelitian autoetnografi dan praktik seni digunakan untuk kasus intersek.
Bagaimana drawing bekerja sebagai bahasa untuk mengisahkan pengalaman personal
sebagai seorang intersek? Bagaimana mentransformasikan hasil penelitian XXY
Journey ke dalam karya seni? Penelitian ini bertujuan untuk membongkar lapisanlapisan tantangan yang dihadapi oleh seorang intersek melalui bahasa artistik dari
drawing self-portrait. Metode penelitian autoetnografi digunakan untuk mengupas
lapis-lapis tantangan yang dihadapi oleh seorang intersek di dalam tatanan sosial,
kultural dan psikologi. XXY Journey baik sebagai penelitian dan proyek seni
diharapkan akan menjadi sebuah eksplorasi praktik artistik, jalan baru bagi refleksi
diri, terapi, sekaligus bahasa artistik untuk menghantarkan studi kasus intersek kepada
publik.
Tidak tersedia versi lain