Text
Hubungan Gaya Iringan Organis Gereja Katolik Dengan Preferensi Musikal Kelompok Studi Kasus: Organis Pengiring Gereja di Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk memahami fenomena organis Gereja yang belajar
organ dengan pendekatan belajar organ not balok sementara pelaksanaan tugas
mengiring dengan not angka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara, diskusi kelompok
terarah dan observasi. Wawancara dan diskusi kelompok terarah digunakan untuk
memperoleh data mengenai preferensi gaya iringan organ yang dijalankan organis
dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Observasi digunakan untuk
memperoleh data gaya iringan yang digunakan para organis, nyanyian-nyanyian
yang digunakan dalam perayaan ekaristi. Penelitian ini menemukan preferensi
gaya iringan sebagian besar organis alumni PML terutama mengiring dengan
menggunakan not angka. Preferensi tersebut disebabkan oleh konformitas organis
karena sebagian besar organis alumni PML mengiring dengan menggunakan not
angka. Konformitas organis dipengaruhi oleh (1) opini kelompok mengenai
kesulitan mengiring dengan model iringan kantionalsatz dan kesulitan membuat
iringan organ not balok, (2) keterbatasan kemampuan ketrampilan organis, (3)
pendekatan belajar organ yang tidak efektif dan mengabaikan model iringan yang
pakem dan dibutuhkan organis yaitu model iringan kantionalsatz, (4) stereotipe
gaya iringan organis, (5) perubahan situasi dan konteks perayaan ekaristi dari
hanya menggunakan Madah Bakti menjadi Madah Bakti dan Puji Syukur, (6)
pengetahuan budaya bersama, (7) budaya not angka dan budaya instan, (8)
ketidaktahuan akan musik liturgi para mitra organis.
Tidak tersedia versi lain