Text
Makna Gendhing Liturgi Dalam Misa Malam Rabu Pahingan Di Gereja Santa Maria Assumpta Pakem
Penelitian ini difokuskan pada mendeskripsikan makna gendhing liturgi dalam Misa Malam Rabu Pahingan di Gereja Santa Maria Assumpta Pakem. Dikarenakan terdapat garapan dan makna gendhing yang digunakan oleh umat
sebagai petugas liturgi tidak sesuai khususnya dalam gendhing Litani Sapta Sangsara Dalem Kanjeng Ibu Mariyah. Teori yang digunakan penelitian ini berdasarkan pada teori makna, teori liturgi, teori seni dalam liturgi, teori musik liturgi, teori inkulturasi musik liturgi dan teori karawitan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnomusikologi, pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi
dan wawancara kepada Dr. Gabriel Possenti Sindhunata, S.J., Y.B Sukamto, Drs. Benediktus Belariantata, S.Ag., Drs. Damascus Heri Purnomo, M.Pd., dan Yusup
Tri Hartono. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa makna gendhing liturgi
dalam Misa Malam Rabu Pahingan adalah 1) Bermakna lembut dan lirih dengan
tabuhan ladrang dan berlaraskan pelog sebagai penghormatan terhadap tujuh
penderitaan Bunda Maria; 2) Iringan gamelan sangat penting bagi umat karena
dirasa sangat tepat dengan kondisi lingkungan umat yang masih menjunjung
tinggi nilai tradisi budaya Jawa; 3) Respon umat senang dengan adanya gendhing
Litani Sapta Sangsara Dalem Kanjeng Ibu Mariyah karena dapat membantu
umat menghayati dan melakukan penghormatan terhadap Bunda Maria. Selain itu, respon umat dalam bertugas yakni tidak mengetahui sebagaimana mestinya
gendhing tersebut disajikan sehingga terdapat perubahan dan kreasi dalam
gendhing garapan gendhing Litani Sapta Sangsara Dalem Kanjeng Ibu Mariyah.
Tidak tersedia versi lain