Text
Pertunjukan Harian Wayang Kulit di Museum Sonobudoyo Ditinjau Dari Model CIPP
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mendeskripsikan (1) pertunjukan harian wayang kulit di Museum Sonobudoyo ditinjau dari model (Context, Input, Process, dan Product), dan (2) faktor pendukung dan penghambat pertunjukan harian wayang kulit di Museum Sonobudoyo ditinjau dari model CIPP. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Informan penelitian yaitu Kepala Tata Usaha dan Kepala Museum sebanyak 1 orang, Dalang pertunjukan Wayang Kulit sebanyak 1 orang, Humas Penanggungjawab Pertunjukan Wayang Kulit sebanyak 1 orang, penabuh karawitan sebanyak 1 orang, ahli perdalangan sebaganya 1 orang, dan penonton yang menyaksikan
pertunjukan wayang kulit sebanyak 2 orang. Metode yang digunakan adalah wawancara. Metode analisis data yang digunakan adalah diskriptif kualitatif dengan melalui tahap reduksi data dan pengambilan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) pertunjukan harian wayang kulit di Museum Sonobudoyo ditinjau dari model (Context, Input, Process, dan Product) diketahui bahwa evaluasi program menggunakan model CIPP dapat dianggap jika pertunjukan harian wayang kulit di Museum Sonobudoyo telah berhasil dalam pelaksanannya dan mampu memberikan manfaat terhadap individu serta lingkungannya di sekitar program tersebut. Ditinjau dari segi evaluasi evaluasi context pada tahap segmentasi pasar belum melakukan klasifikasi pengunjung berdasarkan tingkatan usia sehingga pertunjukan masih disama
ratakan baik dari segi waktu pelaksanaan pertunjukan hingga bentuk acara yang di tampilkan. Ditinjau dari segi evaluasi masukan (input evaluation) diketahui jika perlu dilakukan peningkatan kedisiplinan pegawai dan peningkatan kualitas SDM. Ditinjau dari segi evaluasi proses (process evaluation), kendala utama adalah pada sarana dan prasarana. Ditinjau dari segi evaluasi produk/ hasil (product evaluation) dinyatakan berhasil sesuai dengan indikator yang ditetapkan oleh pengelola program. (2) Faktor dari pertunjukan harian wayang kulit diantaranya yaitu Museum Sonobudoyo menyediakan semua dukungan yang mungkin bisa dilakukan; fasilitas yang disediakan telah memenuhi kebutuhan yang diperlukan seperti jumlah dalang dan wayang kulit; serta staf dan pekerja lain yang terlibat dalam program ini sangat luar biasa dan membantu. Sedangkan faktor yang
menghambat adalah faktor penghambat pelaksanaan pertunjukan harian wayang kulit adalah jumlah pengunjung yang membeli tiket dan menonton wayang kulit relatif sedikit dan tidak mengalami kenaikan jumlah pengunjung dari waktu-ke waktu yang hanya berkisar 20 sampai 40 orang setiap harinya. Faktor penghambat lainnya adalah belum ada upgrade kualifikasi dalang serta honor yang sangat rendah sehingga dianggap kinerja dalang kurang optimal.
Tidak tersedia versi lain