Text
Peran Interlocking Repertoar Dot Diot Sebagai Manifestasi Identitas Musikal Suku Dayak Kenyah Studi Kasus: Ritual Lepek Ajau
Musik merupakan salah satu media dari unsur kebudayaan yang cukup
rumit serta unik dalam mempelajari suatu identitas. Penelitian ini bertujuan untuk
memaparkan peran interlocking repertoar Dot Diot sebagai manifestasi identitas
musik suku Dayak Kenyah. Eksistensi repertoar Dot Diot dalam berbagai ritual
adat suku Dayak Kenyah memiliki peluang untuk mengalami rekonstruksi terus
menerus sebagai identitas musikal suku. Penelitian ini mengggunakan konsep
identitas Stryker, yaitu interaksi simbolik yang memadukan konsep peran dan
konsep diri. Terdapat tiga idiom sederhana stryker mengenai eksistensi budaya di
dalam sebuah masyarakat, pertama budaya asli, kedua budaya asimilasi dan ketiga
kepunahan budaya. Suatu kebudayaan bisa dijadikan identitas ketika budaya
tersebut merupakan budaya asli kelompok tersebut atau asimilasi kebudayaan yang
bisa diterima dengan baik serta terus diwariskan kepada generasi selanjutnya
sehingga tidak mengalami kepunahan. Pendekatan yang digunakan yaitu studi
kasus pada ritual Lepek Ajau yang melibatkan enam sub suku Dayak Kenyah di
Kalimantan dan Serawak Malaysia, yaitu Kenyah Uma Lung, Kenyah Jamok,
Kenyah Bakung, Kenyah Lepu Tau, Kenyah Lepo Jalan, dan Kenyah Badeng.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa repertoar Dot Diot sebagai identitas
musikal suku Dayak Kenyah mampu merefleksikan karakteristik perilaku suku
dalam perilaku yang menggambarkan sifat gembira, senang, semangat dan
harmoni. Repertoar Dot Diot juga merupakan salah satu repertoar musik sape’ asli
suku Dayak Kenyah yang terus diwariskan bahkan bisa diterima oleh beberapa
suku Dayak diluar Dayak Kenyah
Tidak tersedia versi lain