Text
Model Pembelajaran Otodidak dalam Proses Imitasi dan Modifikasi Repertoar pada Pengamen Tunanetra
Tujuan dari penelitian yaitu mengidentifikasi model belajar yang diorientasikan
penyandang tunanetra ketika belajar bernyayi secara otodidak. Pembelajaran otodidak itu
sendiri membutuhkan kemandirian yang lebih besar dan inovatif karena sistem belajar
yang satu arah (sumber yang pasif). Kemandirian yang harus dibangun meliputi pemilihan
materi belajar yang sinkron dengan tujuan pembelajaran, mengimplementasikan gaya
belajar yang proporsional, dan menggunakan media belajar yang akurat untuk menunjang
proses pembelajara. Secara implementasinya, ketika menjangkau dan memahami media
belajar itu membutuhkan input visual. Kemudian muncul pertanyaan mendasar tentang
bagaimana penyandang tunanetra melakukan proses belajar secara otodidak di tengah-
tengah hambatan penglihatan yang mereka miliki.
Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori kognitif dari Gagnè yang
mengatakan bahwa pembelajaran tetap bisa terjadi tanpa harus adanya kehadiran seorang
pengajar. Proses belajar setiap individu selalu menyesuaikan dengan kondisi internal dan
eksternal individu itu sendiri. Kedua kondisi ini saling mempengaruhi dalam belajar yang
kompleks, Gagnè menyebutnya conditional of learning. Untuk menelaah proses
mendengar dan mendengarkan repertoar yang diorientasikan tunanetra, penulis juga
mengacu kepada teori emosi dari Berlyne tentang mendengarkan musik yang dianggap
familiar.Tingkat hedonis akan meningkat seiring dengan makin akrabnya pendengar
dengan musik itu.
Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ialah metode kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Subjek penelitian terdiri dari 4 orang pengamen tunanetra di
Malioboro-Yogyakarta tipe buta total dan 2 orang tipe low vision. Mereka diminta untuk
mempraktikan kembali langkah-langkah yang dilakukan ketika belajar bernyanyi serta
menceritakan pengalaman yang mereka miliki saat belajar bernyanyi secara otodidak.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajaran otodidak memiliki
peran penting dalam proses belajar penyandang tunanetra. Peran otodidak itu sendiri yaitu
memberi kebebasan ruang kepada penyandang tunanetra dalam menyesuaikan
kenyamanan sistem belajar dan mengeksplorasi taktik kreatif untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Faktor-faktor pendukung pembelajaran otodidak terdiri dari fakor internal
(kemampuan kognitif, kepekaan pendengaran, keterampilan mengingat, dan pengetahuan
musikal) dan faktor eksternal (media belajar dan bantuan orang lain). Sikap yang
dibangun penyandang tunanetra ketika belajar yaitu: konsistensi diri, memahami
kelemahan, memelihara kesehatan suara, mengenakan pakaian yang nyaman, dan tidak
segan bertanya/meminta bantuan orang lain. Alasan tunanetra melakukan imitasi dan
modifikasi ketika belajar repertoar yaitu menjangkau keterbatasan kemampuan vokal dan
menciptakan gaya bernyanyi versi sendiri.
Tidak tersedia versi lain