Text
Paradigma pendidikan seni
Saat ini muncul berbagai permasalahan yang ada dalam kehidupan baik dalam lingkup keluarga hingga dalam lapisan masyarakat. Berbagai hal yang muncul diduga karena kurang berperannya pendidikan dalam membentuk kepribadian masyarakatnya. Seni yang dijadikan sebagai media ungkap dan ekspresi diri, bahkan hanya dilirik sebelah mata oleh beberapa kalangan, namun di sisi lain dipandang oleh kawan-kawan mahasiswa pascasarjana sebagai sumber yang dapat dijadikan dasar pendidikan. Seni seharusnya tidak hanya dipandang sebagai hiburan atau ungkapan ekspresi seseorang saja, namun juga sebagai sarana atau media dalam pendidikan, karena seni dan seperangkat aktivitas di dalamnya bersentuhan langsung dengan rata. Buku ini merupakan kumpulan tulisan yang mencoba menguak sisi seni dalam konteks pendidikan. Tulisan Suherman memandang pendidikan seni sebagai bentuk penyadaran. Tulisan Deddy Irawan mengungkap bahwa pendidikan seni menawarkan sistem pembelajaran yang menyeluruh, terkait dengan pikiran, tubuh dan jiwa yang dipadukan menjadi satu. Tulisan Rachmat memandang pendidikan sebagai daya dan upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti demi memajukan kesempurnaan hidup dari masyarakat. Bachtiar Arbi mengemukakan terdapat ketimpangan kecerdasan otak kiri (pengetahuan) dan otak kanan (ketrampilan) dalam penerapan pendidikan di Indonesia saat ini. Tulisan Alfathul Mukarram mencetuskan adanya pendidikan multikultural dalam pendidikan seni. Iwan Pranoto melihat pada kemajuan teknologi dan komunikasi yang telah merubah gaya hidup manusia baik dalam bekerja, bersosialisasi, bermain maupun dunia pendidikan khususnya pendidikan sen, dll.
Tidak tersedia versi lain