Text
Seni pertunjukan Aceh mop - mop
Mop-mop salah satu sandiwara tradisional di Aceh yang nyaris punah, karena sebagai sebuah seni pertunjukkan sudah sulit mendapatkan ruang bagi mop-mop untuk berekspresi. Mencegah kepunahan mop-mop tidak sama dengan mengurus biota laut, atau flora di hutan rimba, karena kepunahan mop-mop bicara tentang kepunahan sebuah generasi seni, bicara tentang modernisasi seni yang menggerus seni tradisi. Penikmat seni "kekinian" sulit untuk diajak menikmati mop-mop dengan gaya klasiknya, dengan pelakon yang tak muda lagi, dan dengan komunikasi non verbal yang bertahan dari waktu ke waktu. Lantas apakah mop-mop akan kita biarkan dengan kepunahannya? Saya memberikan apresiasi kepada T. Zulfajri atau Tejo yang telah berupaya melindungi mop-mop dari kepunahnnya. Merekonstruksi Kembali sebuah sandiwara tradisional dan menuliskannya dalam buku ini. Inilah salah satu cara kita melindungi warisan seni tradisi. Dituliskan, dipagelarkan, dan meregenerasi para pelakon, walau tidak mudah tetapi menjadi keharusan, demi mencegah mop-mop dari kepunahannya. Selamat kepada Tejo, buku ini akan menjadi langkah awal untuk melestarikan mop-mop sebagai bagian dari Objek Pemajuan Kebudayaan.
Tidak tersedia versi lain