Text
Budug Basu : simbol dan sakralitas dalam upacara tradisi masyarakat nelayan di Cirebon
Kosmologi Cirebon yang didukung oleh dua aspek budaya, tampakava tertanam sejak para leluhur wilayah ini saling mengenal dan saling Informasi itu menjadi fakta sekarang bahwa Cirebon (Caruban) kekayaan khasanah budaya yang luar biasa. Kantong-kantong budaya (seni, upacara / ritual, pendidikan / pesantren) tumbuh dimana-mana, secara alami warganya terus membangitkan semangat untuk menjaga dan merawatnya. Potensi antara kesenian dan religi mewarnai kreativitas kegiatan warganya dalam sosio-religiusitas. aktivitas bernuansa sosio-religius salah satunya adalah yang dilakukan para nelayan yaitu dalam rangka kegiatan syukuran, mereka melakukan tatanan adat tradisi yang sudah menjadi pedoman nelayan. Warga masyarakat nelayan dan yang bukan nelayan, merasa bertanggung jawab untuk melaksanakan ujaran adat tradisi. Lazimnya mereka menyebut dengan Upacara Nadran, dengan menampilkan pergelaran wayang. Pelaksanaan Upacara nadran dilaksanakan di tepi laut. Kekayaan khasanah budava warga masvarakat Cirebon ini, menjadi titik tolak kajian penelitian vaitu dengan lakon Budug Basu. Lakon ini dianggap menjadi media (simbol) bagi nelayan, aspek mitologi yang melandasi lakon ini menjadi salah satu media untuk ruwatan. Proses ruwatan menjadi media yang membangun semangat, keyakinan, harapan, kedamaian, kerukunan, kesehatan dan yang dihormati. Buku ini mencoba memberi arti pada sosok Budug Basu yang tampil dengan suasana yang berbeda, penampilannya memberikan fungsi dan makna tersendiri bagi nelayan dan warga masyarakat sekeliling.
Tidak tersedia versi lain