Text
Perancangan Komunikasi Visual Promosi Museum Boneka "Daeng Manda" di Kota Makasar.
Museum boneka Kanana ‘Daeng Manda’ di kota Makassar adalah museum boneka daun lontar dibawah naungan Daeng Manda sejak tahun 2010, boneka daun lontar buatan Daeng Manda adalah rekonstruksi tari-tarian yang dipelajari selama berkarya. Permasalahan yang terjadi sekarang ini adalah museum boneka Kanana ‘Daeng Manda’ kurang dikenal oleh generasi z di kota Makassar apalagi terjadi pandemi COVID-19 yang membuat promosi pada museum makin sulit. Perancangan ini menggunakan Metode design thinking untuk memecahkan permasalahan yang terjadi pada museum. Dalam menunjang perancangan promosi museum metode kualitatif, yaitu observasi dan depth interview digunakan untuk memperkuat metode design thinking. Hasil perancangan promosi museum boneka Kanana ‘Daeng Manda’ adalah sosial media Instagram sebagai media utama dalam berpromosi. Instagram dipilih dalam berpromosi karena Instagram saat ini banyak dipakai oleh generasi z, sehingga promosi museum nantinya dapat maksimal. Ambient media, merchandise dan infografik dibuat untuk melengkapi promosi museum boneka Kanana ‘Daeng Manda’. Kesimpulan yang dapat diambil dalam perancangan promosi museum ini adalah perancangan ini membawa museum yang dikatakan kuno ke era yang lebih modern lewat sosial media sebagai media untuk berpromosi. Museum diperkenalkan oleh pemakai sosial media sehingga museum dapat dijangkau oleh siapa saja. Walaupun sekarang ini kunjungan ke museum masih terbatas dikarenakan adanya pandemi COVID-19 tapi lewat sosial media museum dapat berpromosi dengan maksimal tanpa harus lewat kontak fisik, karena sosial media museum menyajikan informasi terbatas yang dibagi lewat rancangan yang menarik sebelum calon pengunjung datang ke museum.
Tidak tersedia versi lain