Text
Pakkurru sumange' : musik, tari, dan politik Kebudayaan Sulawesi Selatan
Pakkurru Sumange' melacak sejarah seni pertunjukan Sulawesi Selatan mulai 1940-an hingga tahun-tahun menjelang pergantian milenium, sekaligus menceritakan pada kita bagaimana tradisi musik dan tari itu berkembang dari praktik-praktik ritual masa lampau sampai menjadi acuan dalam seni avant garde. Sang penulis, Anderson Sutton, pun menuntun pembaca menuju sebuah kaleidoskop sejumlah acara pertunjukan di Sulawesi Selatan, menelusuri kedalaman bunyi-bunyian, struktur-struktur, dan kekuatan simbolik dari sinrilik (lagu dan syair epos berbahasa Makassar), lagu-lagu liris yang diiringi kacaping, dan permainan gendang, sekaligus melacak perkembangan musik pop kawasan ini. Dalam buku terbagi dalam 10 bab, yaitu : bab 1 berisi pendahuluan. Bab 2 membahas Sulawesi Selatan dalam parade : Representasi ‘Daerah’ dalam festival Pekan Budaya. Bab 3 membahas Dari ritual ke panggung : Andi Nurhani sapada dan estetika musik & tari. Bab 4 membahas dari hiburan ke seni dan kembali ke ritual : Pertarungan legitimasi dan kuasa artistik 1970an – 1990an. Bab 5 membahas patriotisme dan pertunjukan : satu hari libur, dua benteng, tiga pertunjukan. Bab 6 inrilik dan kacaping : Persistensi dan adaptasi dua genre musik Makassar. Bab 7 bunyi dan kuasa : menabuh ganrang Makassar. Bab 8 Melembagakan pertunjukan : sekolah, sanggar, dan Pemerintah. Bab 9 Suara dari pinggiran : Media massa dan musik daerah di Sulawesi Selatan. Dan diakhiri dengan bab 10 penutup.
Tidak tersedia versi lain