Tugas Akhir
Ritual Klondo Lopi dalam seni Sashiko
Kalondo lopi berasal dari bahasa Mbojo berarti kalondo “menurunkan” dan lopi “kapal”. Kata kalondo lopi biasa digunakan oleh masyarakat suku Mbojo. Kalondo lopi merupakan budaya ritual yang sering dilakukan oleh suku Mbojo dalam kepercayaannya yang menjadi perantara sebagai formasi spiritual untuk terhubung dengan Sang Pencipta. Kapal yang dibuat dari kayu khusus dari Kalimantan. Jenis kayu yang digunakan yaitu kayu hitam. Masyarakat Wera dianggap titisan penguasa dunia supranatural gunung api Sangiang yang berkaitan dengan api, karena dimanapun mereka berada mereka meyakini selalu mendapat perlindungan parafu dari roh nenek moyang. Terdapat problematika pada budaya ritual kalondo lopi, terkait faktor sosial. Di era modern saat ini, menimbulkan perspektif yang berbeda pada setiap kelompok di masyarakat. Perkembangan zaman menimbulkan ketidaksadaran akan nilai budaya. Hal ini berdampak pula pada minat kreativitas. Kalondo lopi adalah budaya yang harus dijaga kelestariannya. Dalam budaya ritual kalondo lopi, penulis menawarkan sebuah persepsi bahwa ritual kalondo lopi merupakan budaya yang unik, khas dan mempunyai makna tersendiri dan menarik dijadikan sumber inspirasi dalam penciptaan seni. Teori yang digunakan dalam penciptaan ini adalah teori etnografi dan estetika. Penulis merepresentasikannya dalam seni kriya berupa busana. Metode yang digunakan ialah penelitian berbasis praktik. Teknik yang digunakan dalam penciptaan adalah sashiko dan penggunaan perca kain serta manik-manik
Tidak tersedia versi lain