Text
Toki Batu: Nyanyian Diri, Tuhan Dan Semesta Dalam Kajian Tata Kelola Seni
Kehadiran musik BABATU atau Toki Batu di Desa Ulahahan sebagai produk budaya tidak dapat terlepas dari narasi musikalitas masyarakat Maluku yang sejak zaman nenek moyang menjadi bagian kehidupan sosial dan budaya. Seperti diketahui bersama budaya musik telah mendarah daging dalam jiwa masyarakat Ulahahan sebagai bagian dari wilayah Maluku. Toki Batu merupakan permainan batu, kayu dan bambu untuk mengiringi nyanyian. Istilah Toki Batu berasal dari kata toki dan batu yang berarti memukul batu. Masyarakat Ulahahan menggunakan musik BABATU sebagai representasi budaya musik dengan melalui potensi alam di tengah arus modern. Proses praktik dilakukan dengan membentuk kelompok musik BABATU sebagai milik bersama dan menjadi identitas masyarakat. Sehingga budaya merupakan identitas daerah yang mampu merepresentasikan tradisi dan menjadi kearifan lokal. Tujuan penelitian yaitu menjelaskan pengelolaan dan peran musik Toki Batu sebagai identitas masyarakat Desa Ulahahan dalam relasi pengembangan aktivitasperwujudan Ambon Kota Musik. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan pendekatan etnografis. Hasil penelitian menjelaskan bahwa Dalam pengelolaannya, komunitas musik BABATU tidak terlepas dari peran Gereja di Ulahahan. Kelompok musik BABATU adalah kelompok ensambel musik yang terdiri dari; kelompok tiup bambu (kuma tiplam), kelompok Toki Batu (pele vatwam) dan kelompok paduan suara (talioro kumi). Komunitas musik BABATU menganut konsep inklusif yang menerima anggota dari berbagai kalangan. Konsep inklusi berdampak pada membaurnya masyarakat dari berbagai kalangan, baik usia, gender maupun suku sehingga menghindari terjadinya sifat eksklusif. Secara fungsional peran komunitas musik BABATU menghidupkan kreativitas masyarakat dalam dunia pendidikan non formal Secara interaksionis simbolik, peran musik BABATU menghadirkan kebersamaan yang dipersatukan dengan rasa memiliki.
Tidak tersedia versi lain