Tugas Akhir
Negosiasi Identitas dalam Yogyakarta Royal Orchestra
Tulisan ini mendeskripsikan mengenai Yogyakarta Royal Orchestra menegosiasikan identitas khususnya dalam pementasan yang ditunjukkan di setiap penampilannya. Yogyakarta Royal Orchestra (YRO) adalah sebuah kelompok orkestra yang berbasis di Daerah Istimewa Yogyakarta didirikan pada tanggal 21 Juni 2021 oleh Sultan Hamengku Buwono ke-10. Penelitian ini muncul kerena terdapat kegelisahan akan hadirnya Yogyakarta Royal Orchestra yang diketahui memadukan unsur Barat dan Timur baik musik maupun performativitas dan hal ini merupakan produk revitalisasi dari masuknya musik Barat sejak Sultan Hamengku Buwono ke-1, dalam perkembangannya YRO menerapkan sistem pengelolaan milik Keraton Yogyakarta. Dalam orkestra tersebut para pemainnya menjadi abdi dalem dan pengelolaan tersebut sudah disepakati oleh Keraton. Pengelolaan yang berada di Keraton menimbulkan sebuah pertanyaan, apakah kemudian sistem yang ada di Keraton dan sistem pengelolaan orkestra ini dapat berjalan berdampingan? Penelitian ini ingin mendeskripsikan bagaimana identitas yang ditawarkan oleh Keraton ini dinegosiasikan. Salah satu hal menarik dalam perjalanan YRO adalah penerapan sistem pengelolaan yang didasarkan pada cara yang dimiliki oleh Keraton. Hal ini mencerminkan upaya untuk mempertahankan identitas dan kebudayaan Keraton dalam konteks musik orkestra modern. Penggunaan metode penelitian etnografi memungkinkan peneliti untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang pengalaman para pemain dan pengelola YRO, serta bagaimana sistem pengelolaan milik Keraton diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari orkestra. Dari penelitian yang dilakukan mendapat kesimpulan bahwa terdapat negosiasi psikologis, performativitas, dan musikalitas serta pengelolaan YRO dengan sistem yang dijalankan kraton saat ini mempengaruhi presentasi YRO secara keseluruhan
Tidak tersedia versi lain