Tugas Akhir
Peran Tari Lego-Lego Sebagai Mediator Kultural Dalam Resolusi Konflik Antar Etnik di Kepulauan Alor
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor dan alasan tari Lego-lego digunakan sebagai media penyelesaian konflik, serta pentingnya tari Lego-lego sehingga dipercaya dapat mempersatukan antar suku. Hal ini dilatarbelakangi oleh fenomena tari Lego-lego yang memiliki keunikan maupun keistimewahan dengan seni tradisi pada umumya, dimana tari Lego-lego memiliki peran ekstra sebagai media penyelesaian konflik serta pemersatu antar suku di Kabupaten Alor. Penelitian ini menggunakan teori dari Geertz yang mengkonsepkan kebudayaan sebagai makna dan simbol untuk menggali makna yang terkandung dalam tari Lego-lego dan konsep teori dari Victor Turner bahwa sebuah pertunjukan merupakan konsep analisis konflik-konflik yang terjadi dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Kehidupan masyarakat Alor masih memegang erat kebudayaan setempat dimana terlihat dari pakaian, makanan, rumah dan bahasa komunikasi. Selain itu, masyarakat juga lebih memilih penyelesaian konflik menggunakan jalur budaya dibandingkan jalur hukum. Alasan masyarakat menggunakan tari Lego-lego karena tanpa ada bekas maupun dendam antara pihak yang berkonflik. Faktor yang terkandung dalam tari Lego-lego untuk mempersatukan yaitu irama musik, gerakan, nyanyian, pantun. Ketika irama musik membawa masyarakat melakukan gerakan tarian dari lambat hingga makin cepat, maka rangkulan maupun genggaman tangan semakin kuat menimbulkan rasa atau emosi dari masyarakat untuk berdamai.
Tidak tersedia versi lain