Tugas Akhir
Kebebasan Perempuan Pemain Calempong Di Nagari Unggan Dari Perspektif Teritorialisasi.
Perbedaan perempuan Nagari Unggan yang bebas dengan perempuan lain yang tidak bebas di Minangkabau dalam permainan calempong, menjadi latar belakang penelitian ini. Keberadaan perempuan Unggan yang merubah keadaanya dan posisi laki-laki sebagai pemain calempong di lihat sebagai “kebebasan” yang bermakna proses. Kebebasan yang setara dengan becoming dan mengandung teritorialisasi. Teritorialisasi merupakan kepentingan dalam masyarakat Unggan terkait Permainan calempong yang dijadikan arena negosiasi dinamika proses perubahan teritori laki-laki dan perempuan dalam praktik permainan calempong. Mengungkap becoming perempuan Unggan atas perbedaannya dengan Pariangan. Untuk itu penulis melakukan penelitian menggunakan pendekatan Etnografi life history dengan metode analisis kualitatif. Cara ini untuk menggambarkan narasi kehidupan pemain calempong Unggan yang mapan dari masa lalu dan keadaan bebasnya sekarang di Nagari Unggan untuk masa depannya yang becoming. Sehingga pertunjukan calempong memberikan dampak perempuan Unggan yang emansipatif yang mempengaruhi kehidupannya sendiri terkait hak dalam dunia praktik. Kebebasan perempuan pemain calempong dikaji dengan teori “Refrain” Deleuze. Refrain satu cara untuk becoming yang secara filosofis pengulangan namun berbeda. Refrain secara rhizomatik, becoming, subjektivitas, individuasi, ritme, assemblage, de-teritorialisasi, dan event. Konsep tersebut menyelesaikan ketegangan antara kondisi perempuan Unggan sebagai masa lalu dan kondisi perempuan Unggan yang sekarang dengan menghasilkan masa depan perempuan Unggan yang becoming. Hasil dari penelitian ini, assemblage unsur-unsur calempong atas event dengan ritme tertentu. Mengungkapkan bahwa permainan calempong menjadi ruang kebebasan perempuan. Atau ruang yang me-assemblage ketegangan Unggan dan Pariangan. Pertunjukan calempong perempuan Unggan tanpa laki-laki itu merupakan bentuk laki-laki Unggan melakukan teritorialisasi dengan tujuan untuk menghormati perempuan, sedangkan perempuan melakukan de-teritorialisasi untuk membebaskan dirinya untuk pencarian jati diri. Sehingga calempong di Unggan memberikan ritme, pertunjukan yang memperjuangkan hak-hak atau ruang kreatif perempuan Unggan.
Tidak tersedia versi lain