Text
Pertunjukan Teater “Panggung Terakhir” Terinspirasi Dari Kasus Krisis Identitas Pada Seorang Aktor
Pekerjaan aktor bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan karena memerlukan berbagai macam proses yang tidak singkat untuk dapat menjelmakan peran yang akan ia mainkan. Walaupun aktor memiliki caranya sendiri dalam mempersiapkan karakter yang akan diperankan, mereka harus bisa melakukan pendekatan yang tepat baik fisik dan psikis untuk mempelajari dan masuk ke dalam sebuah karakter. Akan tetapi beberapa aktor setelah melakukan pementasan kerap kali mengalami kesulitan dalam melepaskan karakter yang telah diperankannya. Salah satu penyebab dari terjadinya kasus tersebut ialah penerapan metode the magic “if” milik Constantin Stanilavski yang mengharuskan aktor masuk lebih dalam ke peran yang ia mainkan dan melatihnya di kehidupan sehari- hari. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan fenomena yang sering terjadi di kalangan aktor serta menciptakan karya pertunjukan teater untuk mewakili fenomena krisis identitas yang terjadi pada aktor. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis yang bertujuan agar masalah yang diteliti dapat diinterpretasikan dengan jelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benar adanya masalah krisis identitas terjadi dalam dunia keaktoran, yang pada akhirnya menginspirasi terciptanya sebuah karya pertunjukan teater berjudul “Panggung Terakhir”. “Panggung Terakhir” mengisahkan tentang sisi lain dari kehidupan seorang wanita paruh baya bernama Kana, di usia mudanya merupakan seorang aktris sukses. Karya ini mengambarkan bagaimana pertikaian pikiran yang terjadi dalam kehidupan Kana, pertikaian tersebut menjelma menjadi tokohh-tokoh yang masing-masing mewakili karakter dari peran-peran yang pernah ia mainkan dan sulit dilepaskan.
Tidak tersedia versi lain