Tugas Akhir
Hubungan Struktur Sosial Dengan Pertunjukan Ma'badong Dalam Ritual Kematian Rambu Solo' Di Tana Toraja
Penelitian ini bertujuan untuk memahami faktor-faktor yang menjadikan Ma’Badong mencerminkan kelas sosial tertentu, mengetahui asal-usulnya, dan menganalisis faktor-faktor yang mendukung kelangsungannya sebagai fenomena budaya di Tana Toraja. Dengan menggunakan teori modal Pierre Bourdieu, penelitian ini mengkaji modal ekonomi, sosial, dan budaya yang memengaruhi akses dan apresiasi terhadap Ma’Badong. Teori ini membantu menjelaskan hubungan antara struktur sosial, modal budaya, dan Ma’Badong dalam konteks ritual kematian di Tana Toraja. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus, pengumpulan data primer melalui wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat Toraja dan pegamatan langsung terhadap prosesi Ma’Badong, serta data sekunder dari penelitian terdahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa syair dan pelaksanaan Ma’Badong disesuaikan dengan strata sosial almarhum. Keluarga bangsawan sering menampilkan lebih banyak kerbau dalam upacara kematian, untuk menunjukkan status sosial dan kekayaan. Syair Ma’Badong mencerminkan status sosial ini. Ritual Ma’Badong berasal dari kegiatan kerajaan dan diatur oleh pemimpin adat, yang menunjukkan keterkaitannya dengan kelas sosial. Keberlanjutan Ma’Badong didukung oleh generasi muda, dukungan masyarakat, pengaruh budaya Kristen, penyesuaian tradisi dengan kondisi modern, dan sistem ekonomi keluarga.
Tidak tersedia versi lain