Tugas Akhir
Membaca Ulang Sako Seng Masyarakat Desa Wairkoja Melalui Penciptaan Karya "Nyanyian Musim-Musim
Tesis ini mengkaji dan merekonstruksi tradisi Sako Seng masyarakat Desa Wairkoja, Maumere, melalui penciptaan karya seni pertunjukan Performance Lecture berjudul “Nyanyian Musim-Musim”. Sako Seng merupakan praktik gotong royong dalam pengolahan lahan pertanian yang diiringi nyanyian khas “Oa Mbele”, berfungsi sebagai sarana memperkuat kolektivitas, spiritualitas, dan identitas budaya lokal. Namun, tradisi ini semakin tergerus oleh modernitas sistem pertanian moderen yang menekankan efisiensi dan penggunaan teknologi. Hal ini mengakibatkan nilai-nilai sosial, spiritual, serta ekspresi budaya yang terkandung di dalamnya mulai memudar. Metode penelitian artistik yang digunakan dalam pertunjukan ini menggunakan practice-let research. Penelitian menggunakan praktik seni untuk memahami dan mengembangkan teori dengan bentuk akhir adalah karya. Hasil karya membantu peneliti untuk berpikir, memahami dan mengembangkan teori. Melalui analisis diskursus, peneliti menemukan dan merefleksikan praktik serta makna yang terkandung dalam Sako Seng pada masa lalu dan bagaimana prakteknya kini. Proses penciptaan Nyanyian Musim-Musim menggunakan metode Penciptaan Bersama (collaborative creation) Teater Garasi untuk mewujudkan temuan-temuan menjadi sebuah peristiwa pertunjukan di atas panggung. Melalui pendekatan revisiting, tesis ini berupaya membaca ulang, mendokumentasikan, dan mengarsipkan narasi-narasi kecil Sako Seng dalam bentuk pertunjukan teater. Proses penciptaan karya menggabungkan unsur narasi, nyanyian, gerak tubuh, musik, dan media visual, yang dibagi ke dalam tiga bagian: kilas balik tradisi, pengaruh modernitas, dan proyeksi makna baru Sako Seng di masa kini
Tidak tersedia versi lain